quotes

WELCOME TO MADELINE JESSICA BLOG
Learn from yesterday, Live for today, Hope for tomorrow :)

Kamis, 09 April 2015

Kuliah bersama Ibu Ery Seda "Perspektif Sosiologi dan Perspektif Ilmu-Ilmu Sosial"


Gambar 1. Dra. Francisia Saveria Sika Ery Seda, M.A., Ph.D. atau yang akrab disapa Ibu Ery Seda
saat menyampaikan materi dalam kuliah umum di Binus University
1. Perspektif Sosiologi
Sejarah nya mulai dari 2 transformasi revolusioner di Eropa:
1.1 Revolusi Industri (abad ke 18- ke 19) awal ditemukan Mesin Uap dan awal barang dan jasa
1.2 Revolusi Perancis 1789 telah dimulai saat enlightment
Gambar 2. Revolusi Perancis
Karena adanya revolusi ini menjadi timbulnya permasalahan sosial seperti pengangguran dan kemiskinan, berawal dari kejadian tersebut ilmu sosiologi mulai berkembang untuk menyelesaikan permasalahan sosial yang terjadi.

2. Positivisme dan Evolusi Sosial
2.1 Positivisme
Ilmu-ilmu sosial oleh Auguste Comte  yakni istilah "sosiologi" pada ilmu mengenai masyarakat.
Gambar 3. Auguste Comte sebagai "Bapak Sosiologi"
Pendekatan Positivisme : 
Pendekatan yang berdasarkan prinsip pengamatan pernyataan-pernyataan teoritis untuk membuat generalisasi dari proses sebab akibat yang terjadi di dalam masyarakat.
Jadi ilmu sosial jika ingin diakui maka harus mengikuti prinsip ilmu pengetahuan alam yakni berdasarkan pengamatan empiris dan data kuantitatif. Namun, ilmu sosial mengamati manusia yang tidak pasti dengan kata lain manusia dapat berubah sikap dan perilakunya.

Contoh dalam diskusi: "bunuh diri" dilihat melalui perspektif lintas disiplin (ilmu psikologi,antropolgi,sosiologi) jika di negara Jepang bunuh diri dianggap sebagai sesuatu yang wajar dilihat dari masyarakat dan kulturnya bahkan menjadi tradisi yang kita kenal sebagai Harakiri, sementara di Indonesia yang menganut budaya timur hal itu bukanlah hal yang wajar. Tapi saat ini sudah banyak orang yang memutuskan untuk mengakhiri hidupnya karena permasalahan sosial (misalnya stress karena masalah ekonomi, terlilit hutang,dll) dan angka bunuh diri menjadi meningkat, hal ini disebabkan karena adanya perubahan sosial di masyarakat.

Comte juga mengatakan: "Ilmu sosiologi harus reliabel semuanya tidak harus kuantitatif tapi juga dapat diprediksi harus bisa memberikan solusi dan pemecahan masalah"
Jadi kita dapat memprediksi yang terjadi 10 tahun mendatang jika masih terjadi perubahan sosial maka angka bunuh diri akan semakin meningkat atau menurun.
Ada 3 tahapan pada masyarakat modern:
1. Teologis: semua ditentukan oleh Tuhan dan ajaran agama
2. Metafisikal: gejala sosial yang dikaitkan dengan metafisik (supranatural)
3. Positif: menggunakan penjelasan yang rasional dari ilmu pengetahuan.
Contohnya dalam kasus stress:
Biasanya orang yang berfikiran teologis akan mengatakan bahwa "orang itu dihukum Tuhan", sama seperti orang yang berfikiran metafisikal akan mengaitkannya dengan hal mistis "orang itu sedang disantet dan harus dibawa ke dukun atau orang pintar" namun lain hal jika orang yang berfikiran positif akan memberikan pendekatan medis dan mengatakan "orang itu harus dibawa ke psikolog".

2.2 Evolusi Sosial
Charles Darwin mengatakan species berkembang melalui proses evolusi, 
Herbert Spencer mengatakan evolusi sosial manusia itu sama seperti species dalam biologi, Jadi, tubuh kita ini saling tergantung. 
Gambar 4. Herbert Spencer
Jadi, jika terjadi gangguan dalam salah satu anggota tubuh kita (disfungsional) akan terjadi ketidak seimbangan pada seluruh anggota tubuh. Misalnya, seorang yang sakit gigi biasanya itu berpengaruh pada sistem syaraf pusat dan rasa sakit yang dirasa akan membuat aktifitas terhambat.

3. Revolusi Kapitalis oleh Karl Marx
Gambar 5. Karl Marx
Masyarakat berubah bukan melalui proses evolusi justru harus berubah secara revolusioner.
Masyarakat memang tidak adil, karena kelas atas selalu mengeksploitasi kelas bawah (dalam hal ini yang dimaksud sebagai buruh)

Contoh diskusi masalah kesurupan masal atau hysteria mass:
Hal ini disebabkan karena ketidakberdayaan kaum kelas bawah (spirit of resistance) dan melakukan pmberontakan dengan cara kesurupan. Diteliti lanjut pada kaum buruh di Malaysia yang melakukan kesurupan masal dengan demikian proses produksi akan terganggu dan selanjutnya atasan akan melakukan negoisasi dengan kaum buruh mungkin dengan kelayakan UMR. Cara ini berlanjut dipakai karena jika demo atau melakukan hal lainnya biasanya tidak akan didengar, selain itu faktor yang mendukung pola pemikiran masyarakat yang metafisikal sehingga mengaitkannya dengan hal spiritual, karena setelah diteliti kesurupan ini terjadi paling banyak didaerah asia tenggara yang masih menganut pola pemikiran seperti itu.

4. Neo- Marxisme: Mazhab Frankfurt dari teori kritis
Perintis : Max Horkheimer dan Theodor Adorno 
"Industri Budaya" yakni tidak hanya ekonomi saja yang penting namun budaya juga mempengaruhinya (konteks masyarakat)

5. Emile Durkheim : level sosial dari realitas
Gambar 6. Emile Durkheim
Jenis Gejala fenomena sosial:
1. Jenis Anomik : disebabkan kondisi masyarakat yang anarkis dan tidak mampu menyesuaikan diri.
2. Jenis Alturistik: disebabkan karena budayadan kultur
3. Jenis Egoistik: disebabkam karena kepentingan pribadinya sendiri.

6. Struktural Fungsionalisme: Talcott Parsons dan Robert Merton
1. Adaptation dilakukan oleh instusi pendidikan
2. Goal attainment dilakukan oleh instusi ekonomi
3. Integration dilakukan oleh instusi agama
4. Latency dilakukan oleh instusi budaya/kultur

7. Max Weber: Kapitalisme dan Agama
Gambar 7. Max Weber
Dalam agama dan ekonomi ada rasionalitas. Penelitian tentang kaum kapitalis yang teringgi biasanya menganut agama yang sama yakni kristen protestan calvinis. Namun kaitannya bukan karena agama atau sebab causalitas namun lebih ke avinitas. Maksudnya, semakin orang patuh dalam agama maka akan berhasil juga dalm bidang ekonomi.

Contoh diskusi: Di Indonesia pengusaha-pengusaha daerah Jawa Tengah misalnya pedagang batik yang terkenal itu biasanya dari agama Islam yakni santri-santri, mereka taat dan patuh dengan agama nya maka ekonomi merekapun berhasil.

8. Integralisme Simbolik
Berinteraksi karena adanya simbolik, dan penentuan simbol-simbol tersebut tergantung kesepakatan. (Misalnya: ada kursi bisa saja dikatakan meja jika semua orang sepakat)
Goffman: Interaksi menggunakan lambang
Ada yang dinamakan Dramaturgi kita memiliki panggung depan dan belakang. Panggung depan yang dimaksud adalah apa yang kita jalani atau interaksi kan saat ini dan panggung belakang itu apa yang ada dalam fikiran kita, perasaan yang tidak di interaksikan.

Gambar 8. Ibu Ery Seda yang sedang melakukan sesi tanya jawab sebagai bagian terakhir dari kuliah umum
Kesan dan Pesan Kuliah Umum:
Materi yang disampaikan sangat jelas, sekarang sebagai seorang psikolog saya harus mendalami lintas disiplin ilmu yakni melihat tidak hanya dari sudut pandang ilmu yang kita pelajari tapi saat menangani suatu kasus atau masalah sosial haruslah memperhatikan perspektif dari ilmu-ilmu yang ada.Ibu ery sangat ramah dan terbuka selama kuliah umum ini berlangsung, semoga kuliah umum ini terus berlanjut dari tahun ke tahun dan kedepannya semoga lebih baik lagi :D


1 komentar:

  1. Terlihat rapih dan menarik untuk dibaca. Terimakasih Madeline untuk postingannya.
    Nilai untuk Madeline 89:)

    BalasHapus