quotes

WELCOME TO MADELINE JESSICA BLOG
Learn from yesterday, Live for today, Hope for tomorrow :)

Kamis, 26 Maret 2015

Human Philosophical Reflection 1 : Grace and Rome Philosophy, Changing Concepts of the Body, and the Games

1. Greece and Rome Philosophy

1.1 Greece
Gambar 1.1 Map of Greece

1.1.1 Greek Influence
Perkembangan Yunani pada masa itu dipengaruhi oleh kepercayaan dunia barat mengenai tubuh dan pendidikan jasmani. Terdapat dua sistem metafisik yunani:
  • Naturalistik : Kodrat manusia adalah rohani dan jasmani
  • Anti Naturalistik : Kodrat manusia diciptakan oleh pikiran
1.1.2 Greek Metaphysics
Philosophical Positions : The Body
Dualisme: pandangan tentang keberadaan manusia berdasarkan dua keyakinan yaitu metafisik dan teologis. Socrates dan Plato memiliki pandangan memisahkan keberadaan manusia menjadi dua bagian yakni pikiran (mind) dan tubuh (body). Pikiran akan selalu terkait dengan tubuh dan hanya kematian yang dapat memisahkan.

1.1.3 Greek Ideals : Arete dan Agon

  • Arete : sifatnya sementara, hanya ketika seseorang sedang berjuang mencapai sesuatu. Arete termasuk kebajikan, keterampilan, kecakapan, kebanggan, keunggulan, keberanian, dan bangsawan. Arete sebenarnya tidak terbatas hanya kalangan atlet saja tetapi juga pada pegawai negeri, penyair, filsuf dan tentara
  • Agon : bermakna "pertarungan" termasuk dalam kompetisi musik, puisi, berbiacara di depan umum, serta acara lainnya. Sementara Homer digunakan sebagai tempat pertemuan atletik akan diadakan.
1.1.4 Greek Sports
  • Sejarah : Kelahiran Olympic Games (776SM)
  • Historical Perspective : Olahraga terbentuk dari kontak peradaban Yunani dan sekitarnya.
1.1.5 Athena dan Sparta (A Tale of Two City States)

Gambar 2. Athena


Gambar 3. Sparta
  • Athena berpusat pada kebudayaan dan pembelajaran. Athena dididik oleh keluarga masing-masing dan kaum perempuan di Athena tidak berpartisipasi seperti perempuan di Spartan.
  • Sparta berpusat pada kekuatan militer dan masyarakatnya sebagian besar berorientasi pada keprajuritan. Pendidikan nya biasanya berbasis militer dan lebih mengutamakan pelatihan fisik.
1.2 Rome
Gambar 4. Rome City View
1.2.1 The Etruscans
kaum Etruria yang menetap dikenal sebagai Tyrrhenians oleh orang yunani. Mereka mencapai puncaknya di Italia dari abad ke 8 - 5 sebelum masehi. Eturia berasal dari Asia Kecil. Etruscan rules: sekitar 600 SM untuk 509 SM Etruria yang tinggal di Italia tengah utara.
Gambar 5. Kaum Etruria
1.2.1.1 Etruscan Sport
Kota Etruscan berpusat disekitar arena yang berfungsi sebagai tempat-tempat olahraga. Roma mengambil berbagai kebiasaan dan praktik Etruscan setelah menaklukkan mereka pada 509 SM. Para arkeologi menemukan makam penguburan pada tahun 1958, ditemukan makan yang berisi lukisan yang menggambarkan berbagai jenis olahraga. Makam tersebut dikenal sebagai Makam Olimpiade.Olahraga merupakan pekerjaan dan festival atletik yang merupakan hiburan. 

1.2.2 Ancient Rome
Republik Romawi (didirikan setelah kemenangan atas Etruria 509 SM).
Kekaisaran Romawi (didirikan pada 27 SM). Dibagi dalam abad keempat M. Empire Barat, berpusat di Roma, berlangsung sampai AD 476. Empire Timur, berpusat di Konstantinopel (sekarang Istanbul), berlangsung sampai AD 1453.

1.2.3 Romans and Greeks: Cultural Analysis
Roma berfokus pada segala hal yang praktis (utilitarian) dibandingkan sesuatu yang estetika. Roma adalah politeistik seperti Yunani. Pada dasarnya, dewa-dewa Romawi berasal dari dewa Yunani yang diberi nama Romawi. Selama Kekaisaran, beberapa Romawi menolak hal-hal yang berkaitan dengan mitologi dan mulai berpegangan pada agama Kristen.

1.2.4 The Stoic
Gambar 6. Stoicism Epicureans

Stoics mempercayai tubuh atau jasmani. Indera yang dimiliki digunakan untuk memperoleh pengetahuan. Menolak metafisika dan mengklaim agama tentang moralitas. Mengembangkan individu yang berkebudayaan dan menemukan kebahagiaan lewat pemikiran mereka.

1.2.5 Roman Sport: Change Over Time
1. Republik awal: orang-orang sehat secara fisik dan aktif terlibat dalam kontes atletik tetapi tidak tertarik dalam kompetisi atletik gaya Yunani.
2. Era Kekaisaran: orang-orang kurang tertarik pada kebugaran fisik pribadi dan atletis Yunani tidak dihargai oleh militer utilitarian Roma.

1.2.6 Roman Sport and Military
Legions ditakuti diseluruh dunia kuno dan filsafat Stoic mendukung sistem militer ini.Para calon prajurit dilatih untuk menjadi prajurit yang patuh, taat dan disiplin.

Gambar 7. Roman Sport
1.2.7 Philosophy, Sport & Physical Education During the Middle Ages: 900-1400
General History
Dark Ages: setelah jatuhnya Roma (476 M) sampai 900 M. Runtuhnya Roma dan awal Dark Ages menyebabkan kekacauan. Banyak masyarakat kota yang mencari perlindungan dari bangsawan yang kuat. Perdagangan dan administrasi publik yang dikembangkan oleh Roma menghilang selama Dark Ages. Kastil dan kota-kota berdinding dirancang oleh orang-orang yang putus asa dan membutuhkan perlindungan.

1.2.8 Teologi gereja:
Filsafat dan teologi mempunyai titik tolak yang berbeda. Filosofi berdasarkan pada penyelidikan yang berasalan sedangkan teologi berdasasrkan pada iman.
Epistemologi: berdasarkan pada iman mutlak dan keyakinan kepastian wahyu ilahi, yaitu Tuhan secara langsung yang mengungkapkan kebenaran melalui doa dan kitab suci. Menjanjikan surga bagi semua orang yang mengikuti ajaran-ajarannya. Hal tersebut merupakan hal yang dipandang baik bagi orang-orang Dark Ages dan Abad Pertengahan.

2. Changing Concepts of the Body

2.1 Philosophical Positions of The Body
1. Biblical Jesus: kesempurnaan dalam tubuh, pikiran dan jiwa. Posisi filosofi tubuh muncul dari teologi. Tuhan menciptakan alam semesta, pria dan wanita, pikiran dan tubuh. Tersirat tubuh dan jiwa yang baik.
2. Ortodoks: menolak gagasan bahwa tubuh adalah jahat. Penyakit pes menghancurkan Eropa pada abad ke 14, jutaan orang meninggal. Menurut gereja, wabah tersebut merupakan tanda dari Tuhan. Tubuh adalah “messenger of death”.

2.2 Thomas Aquinas (1255 - 1274)
Gambar 8. St. Thomas Aquinas

1. Memeluk kebugaran fisik dan hiburan sebagai suatu hal yang positif untuk mempromosikan sosial dan moral kesejahteraan.
2. Kecerdasan sebagaian bergantung pada tingkat kebugaran fisik individu.
3. Kita dapat mengetahui hal-hal melalui tubuh kita serta melalui pikiran. Pikiran sifatnya lebih unggul daripada tubuh.
4. Sependapat dengan Aristoteles: manusia merupakan komposit integral dari tubuh dan jiwa. Jiwa memerlukan tubuh untuk memperoleh pengetahuan. Tidak percaya bahwa tubuh adalah utusan kematian.

Refrensi:

  1. Mechikoff & Estes. (2006) A history and philosophy of sport and physical education, Fourth Edition. New York: The McGraw-Hill
  2. PPT Binus Maya: Human Philosophical Reflections 1: Greece and Rome Philosophy, Changing Concepts of the Body, and the Games. Pertemuan ke- 10 diunduh 25-03-2015  http://binusmaya.binus.ac.id/AccessApp.aspx?AppId=ankN224zkCGlL6Prt9ts4Qkw%2bx4hUYN0ZtPgD4FezY4%3d

4 komentar:

  1. Terimakasih atas postingannya madeline. Nilai buat madeline 80

    BalasHapus
  2. Hai Madeline. Penyampaian materinya sudah cukup ringkas dan rapih.
    Nilai untuk madeline 79:). semangat terus yaa

    BalasHapus
  3. Penyampaian materi sudah cukup rapi dan mudah dipahami
    80 buat Ica

    BalasHapus
  4. Materinya sangat menambah pengetahuan. Nilai nya 87 :)

    BalasHapus