quotes

WELCOME TO MADELINE JESSICA BLOG
Learn from yesterday, Live for today, Hope for tomorrow :)

Jumat, 10 April 2015

Human Socialities: Socialization, Social Interaction, and Social Mobility

1. Socialization
Gambar 1. Contoh sosialisasi LPG 3kg, warga diberi penjelasan tentang tata cara penggunaan LPG yang aman. Sebagai langkah nyata pemerintah untuk konservasi minyak tanah ke LPG.

1.1 Definisi sosialisasi secara luas : suatu proses dimana warga masyarakat di didik untuk mengenal, memahami, mentaati dan menghargai norma-norma dan nilai-nilai yang berlaku dalam masyarakat.
1.2 Definisi sosialisasi secara sempit : suatu proses dimana warga masyarakat mempelajari kebudayaannya, belajar mengendalikan diri serta mempelajari peranan-peranan dalam masyarakat.

1.3 Definisi Menurut para ahli :
Horton & Hunt : sosialisasi adalah proses dimana seseorang menginternalisasikan norma-norma kelompok tempat ia hidup sehingga berkembang menjadi satu pribadi yang unik.
Koentjaraningrat : sosialisasi adalah seluruh proses di mana seorang individu sejak masa kanak-kanak sampai dewasa, berkembang, berhubungan, mengenal, dan menyesuaikan diri dengan individu-individu lain yang hidup dalam masyarakat sekitarnya.
Robert M.Z. Lawang : sosialisasi adalah proses mempelajari norma, nilai, peran, dan semua persyaratan lainnya yang diperlukan untuk memungkinkan partisipasi yang efektif dalam kehidupan sosial.
Peter Berger : sosialisasi adalah proses melalui mana seorang anak belajar menjadi seorang anggota yang berpartisipasi dalam masyarakat.
Soerjono Soekanto : sosialisasi adalah proses sosial tempat seorang individu mendapatkan  pembentukan sikap untuk berperilaku yang sesuai dengan perilaku orang-orang di sekitarnya.

1.4 Sociological Approaches to the Self
Stages of the Self
Gambar 2. Tahapan Sosialisasi menurut George Herbert Mead
1.4.1 George Herbert Mead
  1. Preparatory Stage : Anak-anak mengimitasi orang-orang sekitar mereka. Tahap ini merupakan tahap awal sosialisasi yang dilakukan oleh manusia. 
  2. Play Stage : Anak-anak mengembangkan kemampuan dalam berkomunikasi melalui simbol dan pengambilan peran (role taking). Pada tahap ini anak mulai mengenal "significant other" yaitu orang-orang di sekitarnya yang di anggap penting bagi pertumbuhan dan pembentukan diri, misalnya ayah dan ibu yang sering berinteraksi dengannya.
  3. Game Stage : Anak-anak yang berusia sekitar 8 atau 9 mempertimbangkan beberapa tugas yang sebenarnya dan hubungan simultan. Pada tahap ini peniruan yang dilakukan mulai berkurang digantikan oleh peranan yang secara langsung dimainkan sendiri dengan penuh kesadaran. Kemampuan menempatkan dirinya pada posisi orang lain mulai meningkat sehingga memungkinkan adanya kemampuan bermain secara berkelompok.
  4. Generalized Others : Pada tahap ini manusia/seseorang disebut sebagai manusia dewasa. Dia bukan hanya dapat menempatkan dirinya pada posisi orang lain, tetapi juga dapat bertenggang rasa dengan masyarakat secara luas. Dalam tahap ini manusia telah menjadi warga masyarakat dalam arti sepenuhnya.
1.4.2 Goffman : Presentation of the Self
Impression Management : individu belajar untuk mengarahkan presentasi diri untuk menciptakan penampilan yang berbeda/khas dan memuaskan audiens/penonton tertentu.
Face-work : harus mempertahankan citra diri yang tepat untuk melanjutkan interaksi sosial.
1.4.3 Sigmund Freud
Diri adalah produk sosial, bagaimanapun, naluri impulsif (kata hati) alami pada konflik tetap dengan keterbatasan sosial.
Kepribadian dipengaruhi oleh orang lain (khususnya oleh salah satu orangtua)
1.4.4 J. Piaget
Piaget menekankan tahap proses manusia melalui perkembangan diri.
Teori perkembangan kognitif diidentifikasikan dalam 4 tahap proses perkembangan berpikir anak. Adapaun teori perkembangan kognitif Piaget adalah sebagai berikut :
         a. Intelegensi sensorimotor : terjadi pada anak usia 0-2 tahun.
         b. Representasi pra-operasional : terjadi antara usia 2-7 tahun.
         c. Operasi konkret : terjadi pada usia 7-11 tahun.
         d. Operasi formal : terjadi antara 11-15 tahun.

1.5 Agen Sosialisasi
Gambar 3. Agents of socialization

Keluarga : Peran keluarga dalam sosialisasi anak tidak bisa berlebihan, Pengaruh budaya, dan Dampak Ras dan Gender.
Sekolah : Mengajarkan nilai-nilai kepada anak-anak dan kebiasaan masyarakat yang lebih luas. Secara tradisional mensosialisasikan anak-anak ke peran gender konvensional.
Kelompok sebaya : Sebagai anak-anak tumbuh dewasa, kelompok sebaya semakin berperan. Mead orang lain yang signifikan.
Media Massa dan Teknologi : Teknologi mensosialisasikan keluarga ke multitasking sebagai norma sosial.
Tempat Kerja : Belajar untuk berperilaku tepat dalam pengaturan kerja adalah aspek fundamental dari sosialisasi manusia.
Agama dan Negara : Pemerintah dan agama yang terorganisasi perjalanan hidup dipengaruhi oleh melembagakan beberapa rites of passage.

2. Social Interaction
Gambar 4. Car Free Day menjadi tempat terjadinya interaksi sosial yang rutin dilaksakan setiap  hari Minggu, di wilayah DKI Jakarta. 
Interaksi sosial merupakan suatu fondasi dari hubungan yang berupa tindakan yang berdasarkan norma dan nilai sosial yang berlaku dan diterapkan di dalam masyarakat.
Menurut Prof. Dr. Soerjono Soekamto di dalam pengantar sosiologi, interaksi sosial merupakan kunci semua kehidupan sosial. Dengan tidak adanya komunikasi ataupun interaksi antar satu sama lain maka tidak mungkin ada kehidupan bersama.

2.1 Elements of Social Structure
Struktur sosial pada umumnya memiliki elemen- elemen sebagai berikut :

2.1.1 Status
Status mengacu pada salah satu posisi yang didefinisikan secara sosial dalam kelompok besar atau masyarakat. Seseorang menduduki lebih dari satu status secara bersamaan.
Macam-macam Status
Ascribed Status : status sosial yang diperoleh dengan sendirinya atau otomatis akan didapatkan karena faktor keturunan.
Achieved Status : status yang diperoleh melalui usaha yang disengaja terlebih dahulu. Untuk memperoleh status ini harus melalui perjuangan yang panjang dengan memerlukan pengorbanan dan lebih bersifat terbuka bagi siapa saja.
Master Status/ Assigned Status : status yang diberikan oleh masyarakat sebagai tanda penghargaan atas jasanya. Pada dasarnya, status yang diperoleh adalah akibat dari status yang diperolehnya terlebih dahulu.
2.1.2 Social Roles
Harapan terhadap seseorang yang menempati suatu posisi atau status sosial tertentu. Konflik sosial terjadi ketika harapan tidak timbul dari dua atau lebih posisi sosial yang diselenggarakan oleh orang yang sama. Tekanan peran (role strain) adalah kesulitan yang muncul ketika posisi sosial yang sama memaksakan tuntutan yang saling bertentangan dan harapan. Role exit adalah proses pelepasan dari peran yang merupakan pusat identitas seseorang untuk membangun peran baru.
2.1.3 Groups
Merupakan sekelompok orang yang memiliki norma-norma, nilai-nilai dan harapan yang sama serta secara sadar dan teratur saling berinteraksi.
2.1.4 Social Networks and Technology
Gambar 5. Media menjadi sumber interaksi utama dalam masyarakat modern, kecanggihan teknologi menggeser perubahan sosial dari cara interaksi tatap muka menjadi tatap layar.

Social networks (jaringan sosial) adalah serangkaian hubungan sosial yang menghubungkan orang secara langsung kepada orang lain, dan secara tidak langsung menghubungkan dia lebih banyak orang.
2.1.5 Social Institution
Merupakan kumpulan norma-norma yang berkisar pada pemenuhan suatu kebutuhan pokok di dalam kehidupan masyarakat.

2.2 Social Structure in Global Perspective

2.2.1 Durkheim's Memchanical and Organic Solidarity
Solidaritas - Mechanical : mengacu pada kesadaran kolektif yang menekankan solidaritas kelompok , menyiratkan bahwa semua individu melakukan tugas yang sama.
Organik solidaritas : mengacu pada kesadaran kolektif yang bergantung pada kebutuhan anggota masyarakat memiliki satu sama lain.

2.2.2 Tonnie's Gemeinschaft and Gesselschaft
Gemeinschaft ( Paguyuban ) : komunitas kecil di mana orang memiliki latar belakang yang sama dan pengalaman hidup.
Gesellschaft ( Patembayan) : komunitas besar di mana orang asing dan merasa sedikit kesamaan dengan warga masyarakat lainnya.

2.2.3 Lenki's Sociocultural Evolution Approach
Melihat manusia masyarakat (human societies) sebagai yang mengalami perubahan berdasarkan pola yang dominan- sociocultural evolution.
Teknologi : "Informasi budaya tentang bagaimana cara menggunakan sumber daya material lingkungan untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan manusia". (Nolan dan Lenski 2004:366)
Praindustri Masyarakat
1. Hunting and Gathering Society (masyarakat pemburu dan peramu) : orang bergantung pada apa pun makanan dan serat sudah tersedia.
2. Horticultural Societies : Masyarakat hortikultural menerapkan teknologi peralatan tangan untuk mengkoleksi hasil pertanian.
3. Agrarian Societies : Masyarakat agraris terutama terlibat dalam produksi pangan
Pascaindustri dan Postmodern Masyarakat
4. Industrial Societies : Masyarakat industrial adalah masyarakat dengan ciri utama produksi barang – makanan, pakaian, bahan bangunan – dengan bantuan teknologi mesin yang digerakkan sumberdaya energi non hewani (sumber daya baru).
Pascaindustri Masyarakat: sistem ekonomi bergerak terutama dalam pengolahan dan pengendalian informasi.
5. Postindustrial and Postmodern Societies : Masyarakat posindustrial dicirikan kegiatan produksi untuk menghasilkan informasi yang dimungkinkan oleh adanya teknologi komputer.

3. Social Mobility
Gambar 6. Kesenjangan sosial di wilayah ibukota Jakarta seperti jurang pemisah antara golongan atas dan bawah. Sangat sulit untuk golongan bawah untuk mobilitas (berpindah) ke golongan atas.
Mobilitas sosial adalah perubahan, pergeseran, peningkatan, ataupun penurunan status dan peran anggotanya. Berikut definisi menurut para ahli:
Paul B. Horton, mobilitas sosial adalah suatu gerak perpindahan dari satu kelas sosial ke kelas sosial lainnya atau gerak pindah dari strata yang satu ke strata yang lainnya. 
Kimball Young dan Raymond W. Mack, mobilitas sosial adalah suatu gerak dalam struktur sosial yaitu pola-pola tertentu yang mengatur organisasi suatu kelompok sosial. Struktur sosial mencakup sifat hubungan antara individu dalam kelompok dan hubungan antara individu dengan kelompoknya.

3.1 System of Stratification and Social Mobility
Gambar 7. Bali yang mayoritas masyarakat memeluk agama Hindu memiliki 4 sistem kasta yakni: Brahmana, Ksatria, Waisya, dan Sudra

Ascribed Status : posisi sosial yang diberikan ke seseorang tanpa memperhatikan karakteristik unik atau bakat orang tersebut.
Achieved Status : posisi sosial yang dicapai oleh seseorang melalui upaya sendiri.
Slavery (perbudakan): bentuk paling ekstrim dari kesenjangan sosial yang sah.
Castes (Kasta) : sistem pangkat turun-menurun, biasanya ditentukan secara agama, yang cenderung tetap dan tidak bergerak. Sistem kasta mempunyai ciri-ciri : keanggotaan berdasar keturunan, keunggulan yang diwariskan berlaku seumur hidup, perkawinan endogami, hubungan dengan kelompok sosial lain terbatas, penyesuaian diri ketat pada norma-norma kasta, kasta yang lebih rendah dikendalikan oleh kasta yang lebih tinggi.
Estate System : berkaitan dengan masyarakat feodal pada abad pertengahan. Biasanya berdasarkan kepemilikan tanah, raja, bangsawan, ksatria dan petani.
Social Classes (kelas sosial) : Kedudukan sosial yang berdasarkan terutama pada posisi ekonomi dimana karakteristik yang dicapai dapat mempengaruhi mobilitas sosial. Rossides (1997) menggunakan 5 kelas model untuk mendeskripsikan sistem kelas Amerika Serikat : Upper class, Upper-middle class, Lower-middle class, Working class, Lower class. 

Refrensi:
  1. Aronson, E., Wilson, T. D., & Akert, R. M. (2010). Social psychology (7th ed.). Upper Saddle River, NJ: Prentice Hall.
  2. Interaksi sosial diunduh (11-04-2015) http://id.wikipedia.org/wiki/Interaksi_sosial
  3. Mobilitas sosial diunduh (11-04-2015) http://id.wikipedia.org/wiki/Gerak_sosial
  4. Powerpoint Binus Maya Materi Human Socialities: Socialization, Social Interaction, and Social Mobility Pertemuan ke- 19 diunduh (11-04-2015) http://binusmaya.binus.ac.id/AccessApp.aspx?AppId=ankN224zkCGlL6Prt9ts4Qkw%2bx4hUYN0ZtPgD4FezY4%3d
  5. Sarwono, S. W. (2002). Berkenalan dengan aliran-aliran dan tokoh-tokoh psikologi. Jakarta: Bulan Bintang

Kamis, 09 April 2015

Kuliah bersama Ibu Ery Seda "Perspektif Sosiologi dan Perspektif Ilmu-Ilmu Sosial"


Gambar 1. Dra. Francisia Saveria Sika Ery Seda, M.A., Ph.D. atau yang akrab disapa Ibu Ery Seda
saat menyampaikan materi dalam kuliah umum di Binus University
1. Perspektif Sosiologi
Sejarah nya mulai dari 2 transformasi revolusioner di Eropa:
1.1 Revolusi Industri (abad ke 18- ke 19) awal ditemukan Mesin Uap dan awal barang dan jasa
1.2 Revolusi Perancis 1789 telah dimulai saat enlightment
Gambar 2. Revolusi Perancis
Karena adanya revolusi ini menjadi timbulnya permasalahan sosial seperti pengangguran dan kemiskinan, berawal dari kejadian tersebut ilmu sosiologi mulai berkembang untuk menyelesaikan permasalahan sosial yang terjadi.

2. Positivisme dan Evolusi Sosial
2.1 Positivisme
Ilmu-ilmu sosial oleh Auguste Comte  yakni istilah "sosiologi" pada ilmu mengenai masyarakat.
Gambar 3. Auguste Comte sebagai "Bapak Sosiologi"
Pendekatan Positivisme : 
Pendekatan yang berdasarkan prinsip pengamatan pernyataan-pernyataan teoritis untuk membuat generalisasi dari proses sebab akibat yang terjadi di dalam masyarakat.
Jadi ilmu sosial jika ingin diakui maka harus mengikuti prinsip ilmu pengetahuan alam yakni berdasarkan pengamatan empiris dan data kuantitatif. Namun, ilmu sosial mengamati manusia yang tidak pasti dengan kata lain manusia dapat berubah sikap dan perilakunya.

Contoh dalam diskusi: "bunuh diri" dilihat melalui perspektif lintas disiplin (ilmu psikologi,antropolgi,sosiologi) jika di negara Jepang bunuh diri dianggap sebagai sesuatu yang wajar dilihat dari masyarakat dan kulturnya bahkan menjadi tradisi yang kita kenal sebagai Harakiri, sementara di Indonesia yang menganut budaya timur hal itu bukanlah hal yang wajar. Tapi saat ini sudah banyak orang yang memutuskan untuk mengakhiri hidupnya karena permasalahan sosial (misalnya stress karena masalah ekonomi, terlilit hutang,dll) dan angka bunuh diri menjadi meningkat, hal ini disebabkan karena adanya perubahan sosial di masyarakat.

Comte juga mengatakan: "Ilmu sosiologi harus reliabel semuanya tidak harus kuantitatif tapi juga dapat diprediksi harus bisa memberikan solusi dan pemecahan masalah"
Jadi kita dapat memprediksi yang terjadi 10 tahun mendatang jika masih terjadi perubahan sosial maka angka bunuh diri akan semakin meningkat atau menurun.
Ada 3 tahapan pada masyarakat modern:
1. Teologis: semua ditentukan oleh Tuhan dan ajaran agama
2. Metafisikal: gejala sosial yang dikaitkan dengan metafisik (supranatural)
3. Positif: menggunakan penjelasan yang rasional dari ilmu pengetahuan.
Contohnya dalam kasus stress:
Biasanya orang yang berfikiran teologis akan mengatakan bahwa "orang itu dihukum Tuhan", sama seperti orang yang berfikiran metafisikal akan mengaitkannya dengan hal mistis "orang itu sedang disantet dan harus dibawa ke dukun atau orang pintar" namun lain hal jika orang yang berfikiran positif akan memberikan pendekatan medis dan mengatakan "orang itu harus dibawa ke psikolog".

2.2 Evolusi Sosial
Charles Darwin mengatakan species berkembang melalui proses evolusi, 
Herbert Spencer mengatakan evolusi sosial manusia itu sama seperti species dalam biologi, Jadi, tubuh kita ini saling tergantung. 
Gambar 4. Herbert Spencer
Jadi, jika terjadi gangguan dalam salah satu anggota tubuh kita (disfungsional) akan terjadi ketidak seimbangan pada seluruh anggota tubuh. Misalnya, seorang yang sakit gigi biasanya itu berpengaruh pada sistem syaraf pusat dan rasa sakit yang dirasa akan membuat aktifitas terhambat.

3. Revolusi Kapitalis oleh Karl Marx
Gambar 5. Karl Marx
Masyarakat berubah bukan melalui proses evolusi justru harus berubah secara revolusioner.
Masyarakat memang tidak adil, karena kelas atas selalu mengeksploitasi kelas bawah (dalam hal ini yang dimaksud sebagai buruh)

Contoh diskusi masalah kesurupan masal atau hysteria mass:
Hal ini disebabkan karena ketidakberdayaan kaum kelas bawah (spirit of resistance) dan melakukan pmberontakan dengan cara kesurupan. Diteliti lanjut pada kaum buruh di Malaysia yang melakukan kesurupan masal dengan demikian proses produksi akan terganggu dan selanjutnya atasan akan melakukan negoisasi dengan kaum buruh mungkin dengan kelayakan UMR. Cara ini berlanjut dipakai karena jika demo atau melakukan hal lainnya biasanya tidak akan didengar, selain itu faktor yang mendukung pola pemikiran masyarakat yang metafisikal sehingga mengaitkannya dengan hal spiritual, karena setelah diteliti kesurupan ini terjadi paling banyak didaerah asia tenggara yang masih menganut pola pemikiran seperti itu.

4. Neo- Marxisme: Mazhab Frankfurt dari teori kritis
Perintis : Max Horkheimer dan Theodor Adorno 
"Industri Budaya" yakni tidak hanya ekonomi saja yang penting namun budaya juga mempengaruhinya (konteks masyarakat)

5. Emile Durkheim : level sosial dari realitas
Gambar 6. Emile Durkheim
Jenis Gejala fenomena sosial:
1. Jenis Anomik : disebabkan kondisi masyarakat yang anarkis dan tidak mampu menyesuaikan diri.
2. Jenis Alturistik: disebabkan karena budayadan kultur
3. Jenis Egoistik: disebabkam karena kepentingan pribadinya sendiri.

6. Struktural Fungsionalisme: Talcott Parsons dan Robert Merton
1. Adaptation dilakukan oleh instusi pendidikan
2. Goal attainment dilakukan oleh instusi ekonomi
3. Integration dilakukan oleh instusi agama
4. Latency dilakukan oleh instusi budaya/kultur

7. Max Weber: Kapitalisme dan Agama
Gambar 7. Max Weber
Dalam agama dan ekonomi ada rasionalitas. Penelitian tentang kaum kapitalis yang teringgi biasanya menganut agama yang sama yakni kristen protestan calvinis. Namun kaitannya bukan karena agama atau sebab causalitas namun lebih ke avinitas. Maksudnya, semakin orang patuh dalam agama maka akan berhasil juga dalm bidang ekonomi.

Contoh diskusi: Di Indonesia pengusaha-pengusaha daerah Jawa Tengah misalnya pedagang batik yang terkenal itu biasanya dari agama Islam yakni santri-santri, mereka taat dan patuh dengan agama nya maka ekonomi merekapun berhasil.

8. Integralisme Simbolik
Berinteraksi karena adanya simbolik, dan penentuan simbol-simbol tersebut tergantung kesepakatan. (Misalnya: ada kursi bisa saja dikatakan meja jika semua orang sepakat)
Goffman: Interaksi menggunakan lambang
Ada yang dinamakan Dramaturgi kita memiliki panggung depan dan belakang. Panggung depan yang dimaksud adalah apa yang kita jalani atau interaksi kan saat ini dan panggung belakang itu apa yang ada dalam fikiran kita, perasaan yang tidak di interaksikan.

Gambar 8. Ibu Ery Seda yang sedang melakukan sesi tanya jawab sebagai bagian terakhir dari kuliah umum
Kesan dan Pesan Kuliah Umum:
Materi yang disampaikan sangat jelas, sekarang sebagai seorang psikolog saya harus mendalami lintas disiplin ilmu yakni melihat tidak hanya dari sudut pandang ilmu yang kita pelajari tapi saat menangani suatu kasus atau masalah sosial haruslah memperhatikan perspektif dari ilmu-ilmu yang ada.Ibu ery sangat ramah dan terbuka selama kuliah umum ini berlangsung, semoga kuliah umum ini terus berlanjut dari tahun ke tahun dan kedepannya semoga lebih baik lagi :D


Jumat, 03 April 2015

Human Organizations: Groups, Families, Communities, Cities, and States

1. Group
Gambar 1. Group (Kelompok)

1.1 Pengertian Group: Sejumlah orang dengan norma-norma yang sama, nilai-nilai, dan harapan yang berinteraksi secara teratur.

  • Kelompok utama: kelompok kecil dengan intim, asosiasi dan kerjasama
  • Kelompok sekunder: formal, kelompok impersonal dengan sedikit keintiman sosial atau saling pengertian
1.2 In Group dan Out Group

  • In-group adalah kelompok sosial dimana individu mengidentifikasi dirinya.
  • Out-group adalah kelompok sosial yang oleh individu di artikan sebagai lawan in-group nya.
  • Conflict between in-groups and out-groups can turn violent on a personal as well as political level
1.3 Referensi kelompok: Individu digunakan sebagai standar untuk mengevaluasi perilaku mereka sendiri
  • Kelompok referensi menetapkan dan menegakkan standar perilaku dan keyakinan
  • Seringkali dua atau lebih kelompok referensi mempengaruhi kita pada saat yang sama
Tabel 1. Comparison of Primary and Secondary Groups
2. Organisasi Formal dan Birokrasi

2.1 Organisasi formal : kelompok yang dirancang untuk struktur tujuan khusus dan untuk efisiensi maksimum.
  • Di AS, organisasi formal memenuhi berbagai variasi kebutuhan pribadi dan sosial
  • Dianggap berasal dari status bisa mempengaruhi bagaimana kita melihat diri dalam organisasi formal
2.2 Karakteristik Birokrasi
Birokrasi : komponen organisasi formal yang menggunakan aturan dan hirarkis peringkat untuk mencapai efisiensi

Gambar 2. Contoh Pembenahan Birokrasi di wilayah DKI Jakarta


2.2.1 Ideal tipe birokrasi : (Weber) membangun atau model untuk mengevaluasi kasus-kasus tertentu
1. Pembagian kerja (Division of labor)

Ahli khusus melakukan tugas-tugas tertentu,
Fragmentasi kerja dapat menghapus pekerja koneksi harus secara keseluruhan tujuan birokrasi.

2. Hirarki kewenangan (Hierarchy of authority)

Setiap posisi di bawah pengawasan dari otoritas yang lebih tinggi

3. Aturan dan peraturan tertulis (Written rules and regulations)

Aturan dan peraturan menjamin kinerja seragam setiap tugas memberikan kontinuitas

4. Sifat umum (Impersonality)

Norma-norma birokrasi mendikte itu pejabat melakukan tugas tanpa pertimbangan pribadi kepada orang-orang sebagai individu

5. Pekerjaan berdasarkan kualifikasi teknis (Employment based on technical qualifications)

Peter Principle: setiap karyawan dalam hirarki cenderung naik ke level nya ketidakmampuan (Peter dan Jull 1969)
Birokrasi meresapi kehidupan modern

6 . Birokratisasi sebagai Proses

Birokratisasi : proses dimana kelompok, organisasi, atau gerakan sosial menjadi semakin birokratis

7. Oligarki: Hukum

Hukum Oligarki : Organisasi demokratis akhirnya berkembang menjadi birokrasi diperintah oleh beberapa orang
Tabel 2. Characteristics of a Bureaucracy

3. Families
Gambar 3. Contoh Teladan dalam Keluarga Katolik (Keluarga Kudus Nazaret)

3.1 Composition: What Is the Family?
3.1.1 Pengertian Keluarga : kelompok orang yang berhubungan darah, pernikahan, atau lainnya disepakati hubungan, atau adopsi yang berbagi tanggung jawab utama untuk reproduksi dan merawat anggota masyarakat.
  • Nuklir Keluarga: inti atau inti di mana kelompok-kelompok keluarga besar yang dibangun.
  • Sejumlah Keluarga: keluarga di mana kerabat tinggal di rumah yang sama dengan orang tua dan anak-anak mereka.
3.2 Kinship Patterns: To Whom Are We Related? (Pola kekerabatan)
3.2.1 Pengertian Kekerabatan: keadaan yang berhubungan dengan orang lain.
  • Descent Bilateral: kedua sisi keluarga seseorang dianggap sama pentingnya.
  • Keturunan patrilineal: hanya kerabat ayah penting.
  • Keturunan matrilineal: hanya kerabat ibu yang signifikan.
3.3 Authority Patterns: Who Rules? (Pola Otoritas)
  • Patriarki: laki-laki diharapkan untuk mendominasi dalam semua pengambilan keputusan keluarga
  • Matrilineal: wanita memiliki kewenangan yang lebih besar daripada laki-laki
  • Keluarga Egaliter: keluarga di mana pasangan dianggap sebagai sama.
3.4 Social Institutions: Family and Religion
Keluarga memiliki enam fungsi bagi masyarakat:
1. Perlindungan (Protection)
2. Sosialisasi (Socialization)
3. Reproduksi (Reproduction)
4. Peraturan perilaku seksual (Regulation of sexual behavior)
5. Kasih sayang dan persahabatan (Affection and companionship)
6. Pemberian status sosial (Provision of social status)

3.5 Issue dalam Pernikahan Keluarga
Poligami: ketika seorang individu memiliki beberapa suami atau istri secara bersamaan.
Poligini: pernikahan dari seorang pria untuk lebih dari satu wanita pada suatu waktu.
Poliandri: pernikahanan seorang wanita untuk lebih dari satu suami pada saat yang sama.
Gambar 4. Contoh Tradisi Poliandri di Nepal
3.6 Issue Pernikahan Sesama Jenis
Gambar 5. Perbandingan Pernikahan (Kiri : Gay, Tengah : normal, Kanan: Lesbian)
Sociological Insights
Isu : Ide pernikahan sesama jenis di AS sebagai serangan terhadap pernikahan tradisional.
Setting: memiliki pasangan gay manfaat hukum perkawinan melalui serikat sipil. 
Konstitusi Massachusetts: Pengadilan dan aturan negara memberikan pasangan gay yang tepat untuk menikah.
Wawasan Sosiologi :
Fungsionalis: pandangan agama terhadap perkawinan tidak dapat diabaikan
Interactionists: fokus pada dukungan atau oposisi keluarga, rekan kerja, dan teman-teman.

Sebanyak 50% warga mendukung serikat sipil.

Inisiatif Kebijakan
Belanda, Belgia, dan Kanada mengakui pernikahan sesama jenis. Tetapi banyak negara masih sangat ditentang.

4. Communities and Urbanizations
Gambar 6. Communities
4.1 Masyarakat Kota :

1)  Tergantung pada lingkungan fisik untuk pasokan makanan

2)  Masyarakat hortikultura menyebabkan perubahan  dalam organisasi sosial manusia.

4.2 Masyarakat Pedesaan:

1) Seperempat dari penduduk tinggal di kota-kota dari 2.500 orang atau kurang yang tidak berdekatan dengan kota

2) Pertanian hanya menyumbang 9% dari tenaga kerja di negara non-perkotaan.

Tabel 3. Perbedaan Masyarakat Desa dan Kota
4.3 Functionalist View: Urban Ecology
Human Ecology: interrelationships between people and their spatial settings and physical environments
Urban Ecology: focuses on relationships as they emerge in urban areas
Concentric-zone Theory: center, or nucleus, of a city is the most highly valued land and each succeeding zone surrounding the center contains other types of land which are valued differently
Multiple-nuclei theory: all urban growth does not radiate out from a central district

5. Cities and States
Gambar 7. Kota Hongkong dengan jumlah Gedung Pencakar Langit paling banyak di Dunia

5.1 Pengertian Kota
Kota menurut definisi universal adalah sebuah area urban yang berbeda dari desa ataupun kampong berdasarkan ukuranya,kepadatan penduduk,kepentingan atau status hukum. Beberapa definisi (secara etimologis) “kota”dalam bahasa lain yang agak tepat dengan pengertian ini,seperti dalam bahasa Cina,kota artinya dinding dan dalam bahasa Belanda kuno,tuiin,bisa berarti pagar.Jadi dengan demikian kota adalah batas.Selanjutnya masyarakat perkotaan sering disebut juga urban community,Pengertian masyarakat kota lebih ditekankan pada sifat-sifat kehidupanya serta cirri-ciri kehidupanya yang berbeda dengan masyarakat pedesaan.

5.1.1 Ciri yang menonjol  pada masyarakat kota.yaitu:

A) Kehidupan keagamaan berkurang bila dibandingkan dengan kehidupan keagamaan di desa.
B) Orang kota pada umumnya dapat mengurus dirinya sendiri tanpa harus bergantung padaorang lain.
C) Pembagian kerja diantara warga-warga kota juga lebih tegas dan mempunyai batas-batas yang nyata.
D) Kemungkinan-kemungkinan untuk mendapatkan pekerjaan juga lebih banyak diperoleh warga kota daripada warga desa.
E) Jalan pikiran rasional yang pada umumnya dianut masyarakat perkotaan,menyebabkan bahwa interaksi-interaksi yang terjadi lebih didasarkan pada factor kepentingan daripada factor pribadi.
F) Perubahan-perubahan social tampak dengan nyata di kota-kota,sebab masyarakat kota biasanya lebih terbuka dalam menerima hal-hal baru.

5.2 Pengertian Negara
Gambar 8. Bendera Negara-Negara di seluruh Dunia

Negara adalah sekumpulan warga yang memiliki suatu teritori tertentu dengan kepemerintahannya sendiri disertakan dengan ideologi masing-masing negara tersendiri. 
5.2.1 Menurut Plato negara merupakan perluasan dari kepribadian manusia. 
5.2.2 Menurut St. Thomas Aquino negara adalah konstitusi yang alamiah. 
5.2.3 Menurut Friedrich Hegel, negara merupakan hasil dari proses dialektika terus menerus dalam realitas kehidupan. 
5.2.4 Menurut A. Gramsci, negara adalah institusi atau lembaga yang memiliki Hagemoni.
5.2.5 Menurut Pericles, Negara menerapkan prinsip demokrasi (diperintah oleh dan untuk rakyat, kesamaan hukum, menjunjung pluralisme, menghargai hak)

Refrensi:
1. Antonio Gramsci (2009) State and Hegemony. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
2. Pengertian Kota diunduh tanggal 03-04-2015 http://id.wikipedia.org/wiki/Kota 
3. Pengertian Negara diunduh tanggal 03-04-2015 http://id.wikipedia.org/wiki/Negara
4. Powerpoint Binus Maya Human Organizations: Groups, Families, Communities, Cities, and States Pertemuan ke- 17 diunduh tanggal 03-04-2015 http://binusmaya.binus.ac.id/AccessApp.aspx?AppId=ankN224zkCGlL6Prt9ts4Qkw%2bx4hUYN0ZtPgD4FezY4%3d

Senin, 30 Maret 2015

All About Madeline

PROFILE PENULIS BLOG

Madeline Jessica
Psikologi, Binusian 2018
BINUS University
Gambar1. Madeline Jessica

Madeline Jessica lahir dan besar di Jakarta sejak 13 Desember 1996. Arti namaku,"Madeline" adalah senang menghibur, cerdas, berjiwa petulang, dapat diandalkan, bertanggung jawab, penuh semangat, mudah beradaptasi, memiliki kemampuan komunikasi yang baik, menyukai perubahan dan variasi. Sebenarnya hampir benar nama itu menggambarkan kepribadianku. Ok Well, papa ku juga terinspirasi dari tokoh terkenal pada tahun 96 yakni Madeline Albright, beliau adalah menteri luar negeri Amerika Serikat dengan pangkat tertinggi dalam pemerintahan.
Gambar 2. Ulangtahun pertama Madeline

Gambar 3. Foto masa kecil saat memakai baju cheongsam
Aku dilahirkan dalam keluarga katolik yang sederhana, papa ku pria asal jawa tepatnya di sleman, jogjakarta dan mama ku wanita cantik keturunan etnis tionghoa. Walau begitu aku tidak sepenuhnya mirip mama atau papa tapi kami sekeluarga saling menyayangi satu sama lain dengan cara kami masing-masing.
Gambar 4. Foto Keluarga


Beranjak dewasa aku mulai menyukai banyak kegiatan terutama travelling tapi saat ini hanya masih sekitar pulau jawa. Aku sangat menyukai anak kecil dan berbagi ilmu bersama mereka. Saat ini aku masih aktif sebagai guru sekolah minggu dan waktu itu mengajar paud bersama Teach For Indonesia.
Pengalaman mengajar: teachforindo.blogspot.com
Gambar 5. Sekolah Minggu Yohanes Pemandi 4

Gambar 6. Kenangan saat mengajar PAUD Yasmi
Aktivitas lain yang aku sukai adalah bernyanyi, aku bergabung dengan 2 koor di gereja Santa Klara dan di Binus University.Sebenarnya suaraku tidak begitu bagus tapi aku senang bisa menjadi bagian dalam paduan suara untuk memuji Tuhan.

Gambar 7. Soli Deo Glory Choir, St. Clara

Gambar 8. Ancilla Domini Choir, Binus University
Aku menjalani hidupku dengan sukacita walau terkadang ada masalah tapi Tuhan selalu menyertai, aku percaya jika kita mensyukuri hidup pasti hidup akan terasa lebih indah:)

Jumat, 27 Maret 2015

Human Philosophical Reflections 2: Knowledge, Intelligence, Affection, and Freedom

Gambar 1. Filosofi Manusia
1. Knowledge (Pengetahuan)
Pengetahuan tidak bisa dipandang seperti memandang suatu objek yang terdapat di sana, di depan subjek, yang dapat dijangkau oleh pandangan dan oleh tangan manusia. Permasalahan kritis di sini adalah kompleksitas pengetahuan manusia yang sulit dijangkau secara lengkap, utuh, dan paripurna oleh budi manusia yang terbatas. 
Gambar 2. Knowledge
1.1 Pengetahuan perseptif, ketika sambil muncul secara spontan, pengetahuan itu memungkinkan orang untuk menyesuaikan dirinya secara langsung dengan situasi yang disajikan. 

1.2 Pengetahuan refleksif, ketika pengetahuan itu membuat objektif kodrat dari suatu realitas apa pun juga.Pengungkapannya adalah, baik dalam bentuk ide, konsep, definisi, serta putusan-putusan maupun dalam bentuk lambang, mitos, atau karya-karya seni.

1.3 Pengetahuan indrawi lahir atau indrawi luar kalau orang mencapainya secara langsung, melalui penglihatan, pendengaran, pembau, perasaan, serta peraba setiap kenyataan yang mengelilinginya.
1.4 Pengetahuan indrawi batin ketika menampakkan dirinya kepada orang dengan ingatan dan khayalan, baik mengenai apa yang tidak ada lagi atau yang belum pernah ada maupun yang terdapat di luar jangkauannya.

1.5 Pengetahuan diskursif, ketika pengetahuan itu memperhatikan suatu aspek dari benda kemudian suatu aspek yang lain, ketika pengetahuan itu pergi dan datang dari keseluruhan ke bagian-bagian, dan dari bagian-bagian ke keseluruhan. 

1.6 Pengetahuan intuitif, ketika pengetahuan menangkap atau memahami secara langsung benda atau situasi dalam salah satu aspeknya, keseluruhan dalam satu bagian, sebab dalam akibat, konsekuensi dalam prinsip, dan sebagainya.

1.7 Pengetahuan induktif, bila menarik yang universal dari yang individual, dan sebaliknya deduktif, bila menarik yang individual dari yang universal.

1.8 Pengetahuan kontemplatif, bila mempertimbangkan benda-benda dalam dirinya dan untuk dirinya sendiri.

1.9 Pengetahuan spekulatif, bila mempertimbangkan benda-benda dalam bayangan-bayangan dan ide-ide, atau konsep-konsep tentang benda-benda itu. 

1.10 Pengetahuan sinergis, kalau merupakan akumulasi dari seluruh daya kemampuan dari subjek (yang sedang mengetahui). 


2. Intelligence (Pengertian)
Gambar 3. Intelligence (Pengertian)
         Intelegensi diambil dari kata intellectus dan kata kerja intellegere (bahasa Latin). Kata intellegere terdiri dari kata intus yang artinya dalam pikiran atau akal, dan kata legere yang berarti membaca atau menangkap. Kata intellegere dengan ini berarti membaca dalam pikiran atau akal segala hal dan menangkap artinya yang dalam.Inteligensi adalah kegiatan dari suatu organisme dalam menyesuaikan diri dengan situasi-situasi, dengan menggunakan kombinasi fungsi-fungsi seperti persepsi, ingatan, konseptual, abstraksi, imajinasi, atensi, konsentrasi. seleksi relasi, rencana, ekstrapolasi, prediksi, kontrol (pengendalian), memilih, mengarahkan. Berbeda dengan naluri, kebiasaan, adat istiadat, hafalan tanpa mempergunakan pikiran, tradisi. Pada tingkat intelek (pemahaman) yang lebih tinggi, inteligensi juga dapat diartikan sebagai proses pemecahan masalah-masalah (soal-soal kebingungan) dengan penggunaan pemikiran abstrak. Bentuk-bentuk kegiatan intelektif manusia berasal dari tahap-tahap yang paling rendah (sederhana) sampai ke tahap yang lebih tinggi (kompleks). Pengetahuan itu berjalan dari tahap yang tidak sadar sampai kepada tahap yang sadar.

3. Affection (Afektivitas)
    Afektivitas adalah satu dari unsur-unsur pokok dasariah dari cara berada manusia di dunia. dan satu dari dimensi-dimensi esensial roh manusia. Perbuatan afektif harus dimengerti sebagai segala gerakan atau kegiatan batin yang karenanya subjek ditarik atau ditolak. Cipta (kognisi), karsa (konasi), rasa (afeksi), itulah trias-dinamika manusia, atau manusia sebagai trias-dinamika. Diakui bahwa manusia bukan saja memiliki kemampuan kognitif-intelektual, tetapi juga afektivitas. Afektivitas juga membuat manusia berada secara aktif dalam dunianya serta berpartisipasi dengan orang lain dan dengan peristiwa-peristiwa dunianya. Melalui peranan afektivitaslah, manusia tergerakkan hatinya, keinginannya, dan perasaannya atau ketertarikannya untuk mengamati, mempelajari, dan mengembangkan pengada-pengada aktual di sekitarnya menjadi bagian dari proses keberadaannya. Afektivitas tidak sama dengan pengetahuan, namun menjadi penggerak atau penyebab dan sekaligus akibat dari proses pengetahuan manusia dalam arti penerapannya dalam bentuk perbuatan atau tindakan. Prinsipnya, orang hendaknya tidak terlalu cepat membuat dikotomi mengenai pengetahuan dan afektivitas. Karena terdapat kemungkinan bahwa pengetahuan tertentu mungkin hanya tercapai melalui perasaan.
3.1  Pengetahuan eksistensial mempunyai sifat sebagai kepastian bebas dan memberi alasan untuk percaya bahwa kebebasan manusia tidak pernah absen dari penegasan intelektual mengenai adanya afektivitas dalam alam pengetahuannya. 
Kondisi yang mendukung kegiatan afektif:
-Pertama, antara subjek dan objek harus ada ikatan kesamaan atau kesatuan itu sendiri
-Kedua, nilai (baik dan buruk)
-Ketiga, sifat dasariah dan kecenderungan kognitif
-Keempat, mengenal adalah kausa dari afektivitas
-Kelima, imajinasi

4. Freedom (Kebebasan)
Gambar 4. Freedom
Arti kebebasan juga mempunyai makna yang lebih luas. Kebebasan pada jaman sekarang bukan hanya berarti sekedar terbebas dari keadaan terjajah, namun mungkin lebih berarti bebas untuk mengaktualkan diri mengikuti perkembangan jaman ini.Kebebasan adalah suatu kondisi tiadanya paksaan pada aktivitas. Kata kebebasan sering diartikan sebagai suatu keadaan tiadanya penghalang, paksaan, beban atau kewajiban, jadi kata bebas menunjuk kepada manusia sendiri yang mempunyai kemungkinan untuk memberi arah dan isi kepada perbuatannya.

4.1 “Freedom is self-determination”.  Kebebasan merupakan sesuatu sifat atau ciri khas perbuatan dan kelakuan yang hanya terdapat dalam manusia dan bukan pada binatang atau benda-benda. Louis Leahy membedakan tiga macam atau bentuk kebebasan, yaitu; a)  kebebasan fisik, b) kebebasan moral dan c) kebebasan psikologis.

Refrensi
1. PPT BinusMaya: Human Philosophical Reflections 2: Knowledge, Intelligence, Affection, and Freedom Pertemuan ke- 13 diunduh tanggal 28-03-2015 http://binusmaya.binus.ac.id 

Kamis, 26 Maret 2015

Human Philosophical Reflection 1 : Grace and Rome Philosophy, Changing Concepts of the Body, and the Games

1. Greece and Rome Philosophy

1.1 Greece
Gambar 1.1 Map of Greece

1.1.1 Greek Influence
Perkembangan Yunani pada masa itu dipengaruhi oleh kepercayaan dunia barat mengenai tubuh dan pendidikan jasmani. Terdapat dua sistem metafisik yunani:
  • Naturalistik : Kodrat manusia adalah rohani dan jasmani
  • Anti Naturalistik : Kodrat manusia diciptakan oleh pikiran
1.1.2 Greek Metaphysics
Philosophical Positions : The Body
Dualisme: pandangan tentang keberadaan manusia berdasarkan dua keyakinan yaitu metafisik dan teologis. Socrates dan Plato memiliki pandangan memisahkan keberadaan manusia menjadi dua bagian yakni pikiran (mind) dan tubuh (body). Pikiran akan selalu terkait dengan tubuh dan hanya kematian yang dapat memisahkan.

1.1.3 Greek Ideals : Arete dan Agon

  • Arete : sifatnya sementara, hanya ketika seseorang sedang berjuang mencapai sesuatu. Arete termasuk kebajikan, keterampilan, kecakapan, kebanggan, keunggulan, keberanian, dan bangsawan. Arete sebenarnya tidak terbatas hanya kalangan atlet saja tetapi juga pada pegawai negeri, penyair, filsuf dan tentara
  • Agon : bermakna "pertarungan" termasuk dalam kompetisi musik, puisi, berbiacara di depan umum, serta acara lainnya. Sementara Homer digunakan sebagai tempat pertemuan atletik akan diadakan.
1.1.4 Greek Sports
  • Sejarah : Kelahiran Olympic Games (776SM)
  • Historical Perspective : Olahraga terbentuk dari kontak peradaban Yunani dan sekitarnya.
1.1.5 Athena dan Sparta (A Tale of Two City States)

Gambar 2. Athena


Gambar 3. Sparta
  • Athena berpusat pada kebudayaan dan pembelajaran. Athena dididik oleh keluarga masing-masing dan kaum perempuan di Athena tidak berpartisipasi seperti perempuan di Spartan.
  • Sparta berpusat pada kekuatan militer dan masyarakatnya sebagian besar berorientasi pada keprajuritan. Pendidikan nya biasanya berbasis militer dan lebih mengutamakan pelatihan fisik.
1.2 Rome
Gambar 4. Rome City View
1.2.1 The Etruscans
kaum Etruria yang menetap dikenal sebagai Tyrrhenians oleh orang yunani. Mereka mencapai puncaknya di Italia dari abad ke 8 - 5 sebelum masehi. Eturia berasal dari Asia Kecil. Etruscan rules: sekitar 600 SM untuk 509 SM Etruria yang tinggal di Italia tengah utara.
Gambar 5. Kaum Etruria
1.2.1.1 Etruscan Sport
Kota Etruscan berpusat disekitar arena yang berfungsi sebagai tempat-tempat olahraga. Roma mengambil berbagai kebiasaan dan praktik Etruscan setelah menaklukkan mereka pada 509 SM. Para arkeologi menemukan makam penguburan pada tahun 1958, ditemukan makan yang berisi lukisan yang menggambarkan berbagai jenis olahraga. Makam tersebut dikenal sebagai Makam Olimpiade.Olahraga merupakan pekerjaan dan festival atletik yang merupakan hiburan. 

1.2.2 Ancient Rome
Republik Romawi (didirikan setelah kemenangan atas Etruria 509 SM).
Kekaisaran Romawi (didirikan pada 27 SM). Dibagi dalam abad keempat M. Empire Barat, berpusat di Roma, berlangsung sampai AD 476. Empire Timur, berpusat di Konstantinopel (sekarang Istanbul), berlangsung sampai AD 1453.

1.2.3 Romans and Greeks: Cultural Analysis
Roma berfokus pada segala hal yang praktis (utilitarian) dibandingkan sesuatu yang estetika. Roma adalah politeistik seperti Yunani. Pada dasarnya, dewa-dewa Romawi berasal dari dewa Yunani yang diberi nama Romawi. Selama Kekaisaran, beberapa Romawi menolak hal-hal yang berkaitan dengan mitologi dan mulai berpegangan pada agama Kristen.

1.2.4 The Stoic
Gambar 6. Stoicism Epicureans

Stoics mempercayai tubuh atau jasmani. Indera yang dimiliki digunakan untuk memperoleh pengetahuan. Menolak metafisika dan mengklaim agama tentang moralitas. Mengembangkan individu yang berkebudayaan dan menemukan kebahagiaan lewat pemikiran mereka.

1.2.5 Roman Sport: Change Over Time
1. Republik awal: orang-orang sehat secara fisik dan aktif terlibat dalam kontes atletik tetapi tidak tertarik dalam kompetisi atletik gaya Yunani.
2. Era Kekaisaran: orang-orang kurang tertarik pada kebugaran fisik pribadi dan atletis Yunani tidak dihargai oleh militer utilitarian Roma.

1.2.6 Roman Sport and Military
Legions ditakuti diseluruh dunia kuno dan filsafat Stoic mendukung sistem militer ini.Para calon prajurit dilatih untuk menjadi prajurit yang patuh, taat dan disiplin.

Gambar 7. Roman Sport
1.2.7 Philosophy, Sport & Physical Education During the Middle Ages: 900-1400
General History
Dark Ages: setelah jatuhnya Roma (476 M) sampai 900 M. Runtuhnya Roma dan awal Dark Ages menyebabkan kekacauan. Banyak masyarakat kota yang mencari perlindungan dari bangsawan yang kuat. Perdagangan dan administrasi publik yang dikembangkan oleh Roma menghilang selama Dark Ages. Kastil dan kota-kota berdinding dirancang oleh orang-orang yang putus asa dan membutuhkan perlindungan.

1.2.8 Teologi gereja:
Filsafat dan teologi mempunyai titik tolak yang berbeda. Filosofi berdasarkan pada penyelidikan yang berasalan sedangkan teologi berdasasrkan pada iman.
Epistemologi: berdasarkan pada iman mutlak dan keyakinan kepastian wahyu ilahi, yaitu Tuhan secara langsung yang mengungkapkan kebenaran melalui doa dan kitab suci. Menjanjikan surga bagi semua orang yang mengikuti ajaran-ajarannya. Hal tersebut merupakan hal yang dipandang baik bagi orang-orang Dark Ages dan Abad Pertengahan.

2. Changing Concepts of the Body

2.1 Philosophical Positions of The Body
1. Biblical Jesus: kesempurnaan dalam tubuh, pikiran dan jiwa. Posisi filosofi tubuh muncul dari teologi. Tuhan menciptakan alam semesta, pria dan wanita, pikiran dan tubuh. Tersirat tubuh dan jiwa yang baik.
2. Ortodoks: menolak gagasan bahwa tubuh adalah jahat. Penyakit pes menghancurkan Eropa pada abad ke 14, jutaan orang meninggal. Menurut gereja, wabah tersebut merupakan tanda dari Tuhan. Tubuh adalah “messenger of death”.

2.2 Thomas Aquinas (1255 - 1274)
Gambar 8. St. Thomas Aquinas

1. Memeluk kebugaran fisik dan hiburan sebagai suatu hal yang positif untuk mempromosikan sosial dan moral kesejahteraan.
2. Kecerdasan sebagaian bergantung pada tingkat kebugaran fisik individu.
3. Kita dapat mengetahui hal-hal melalui tubuh kita serta melalui pikiran. Pikiran sifatnya lebih unggul daripada tubuh.
4. Sependapat dengan Aristoteles: manusia merupakan komposit integral dari tubuh dan jiwa. Jiwa memerlukan tubuh untuk memperoleh pengetahuan. Tidak percaya bahwa tubuh adalah utusan kematian.

Refrensi:

  1. Mechikoff & Estes. (2006) A history and philosophy of sport and physical education, Fourth Edition. New York: The McGraw-Hill
  2. PPT Binus Maya: Human Philosophical Reflections 1: Greece and Rome Philosophy, Changing Concepts of the Body, and the Games. Pertemuan ke- 10 diunduh 25-03-2015  http://binusmaya.binus.ac.id/AccessApp.aspx?AppId=ankN224zkCGlL6Prt9ts4Qkw%2bx4hUYN0ZtPgD4FezY4%3d

Senin, 23 Maret 2015

Kota Tua Jakarta

Bangunan tua yang dikenal dengan sebutan Batavia  Lama (Oud Batavia) dulunya dijuluki "Permata Asia" atau "Ratu dari Timur" sejak abad ke-16 oleh pelayar Eropa karena sebagai pusat perdagangan untuk benua Asia karena lokasinya yang strategis serta Sumber Daya Alam yang melimpah.
Gambar 1. Gedung Balai Kota Batavia, kantor Gubernur Jendral VOC.
Bangunan ini sekarang menjadi Museum Sejarah Jakarta


Sejarah
Tahun 1526, Fatahillah, dikirim oleh Kesultanan Demak, menyerang pelabuhan Sunda Kelapa di kerajaan Hindu Pajajaran, kemudian dinamai Jayakarta. Kota ini hanya seluas 15 hektare dan memiliki tata kota pelabuhan tradisional Jawa. Tahun 1619, VOC menghancurkan Jayakarta di bawah komando Jan Pieterszoon Coen. Satu tahun kemudian, VOC membangun kota baru bernamaBatavia untuk menghormati Batavieren, leluhur bangsa Belanda. Kota ini terpusat di sekitar tepi timur Sungai Ciliwung, saat ini Lapangan Fatahillah.Penduduk Batavia disebut "Batavianen", kemudian dikenal sebagai suku "Betawi", terdiri dari etnis kreol yang merupakan keturunan dari berbagai etnis yang menghuni Batavia.Tahun 1635, kota ini meluas hingga tepi barat Sungai Ciliwung, di reruntuhan bekas Jayakarta. Kota ini dirancang dengan gaya Belanda Eropa lengkap dengan benteng (Kasteel Batavia), dinding kota, dan kanal. Kota ini diatur dalam beberapa blok yang dipisahkan oleh kanal. Kota Batavia selesai dibangun tahun 1650. Batavia kemudian menjadi kantor pusat VOC di Hindia Timur. Kanal-kanal diisi karena munculnya wabah tropis di dalam dinding kota karena sanitasi buruk. Kota ini mulai meluas ke selatan setelah epidemi tahun 1835 dan 1870 mendorong banyak orang keluar dari kota sempit itu menuju wilayah Weltevreden (sekarang daerah di sekitar Lapangan Merdeka). Batavia kemudian menjadi pusat administratif Hindia Timur Belanda. Tahun 1942, selama pendudukan Jepang, Batavia berganti nama menjadi Jakarta dan masih berperan sebagai ibu kota Indonesia sampai sekarang.Tahun 1972, Gubernur Jakarta, Ali Sadikin, mengeluarkan dekrit yang resmi menjadikan Kota Tua sebagai situs warisan. Keputusan gubernur ini ditujukan untuk melindungi sejarah arsitektur kota atau setidaknya bangunan yang masih tersisa di sana.Meski dekrit Gubernur dikeluarkan, Kota Tua tetap terabaikan. Banyak warga yang menyambut hangat dekrit ini, tetapi tidak banyak yang dilakukan untuk melindungi warisan era kolonial Belanda.Museum WayangGedung yang tampak unik dan menarik ini telah beberapa kali mengalami perombakan. Pada awalnya bangunan ini bernama De Oude Hollandsche Kerk ("Gereja Lama Belanda") dan dibangun pertamakali pada tahun 1640. Tahun 1732 diperbaiki dan berganti nama De Nieuwe Hollandse Kerk (Gereja Baru Belanda) hingga tahun 1808 akibat hancur oleh gempa bumi pada tahun yang sama. Di atas tanah bekas reruntuhan inilah dibangun gedung museum wayang dan diresmikan pemakaiannya sebagai museum pada 13 Agustus 1975 Meskipun telah dipugar beberapa bagian gereja lama dan baru masih tampak terlihat dalam bangunan ini.

Museum Wayang
Gedung yang tampak unik dan menarik ini telah beberapa kali mengalami perombakan. Pada awalnya bangunan ini bernama De Oude Hollandsche Kerk ("Gereja Lama Belanda") dan dibangun pertama1640. Tahun 1732 diperbaiki dan berganti nama De Nieuwe Hollandse Kerk (Gereja Baru Belanda) hingga tahun 1808 akibat hancur oleh gempa bumi pada tahun yang sama. Di atas tanah bekas reruntuhan inilah dibangun gedung museum wayang dan diresmikan pemakaiannya sebagai museum pada 13 Agustus 1975. Meskipun telah dipugar beberapa bagian gereja lama dan baru masih tampak terlihat dalam bangunan ini.

Gambar 2. Gedung Museum Wayang
Museum Wayang memamerkan berbagai jenis dan bentuk wayang dari seluruh Indonesia, baik yang terbuat dari kayu dan kulit maupun bahan-bahan lain. Wayang-wayang dari luar negeri ada juga di sini, misalnya dari Republik Rakyat Tiongkok dan Kamboja. Hingga kini Museum Wayang mengkoleksi lebih dari 4.000 buah wayang, terdiri atas wayang kulit, wayang golek, wayang kardus,wayang rumput, wayang janur, topeng, boneka, wayang beber dan gamelan. Umumnya boneka yang dikoleksi di museum ini adalah boneka-boneka yang berasal dari Eropa meskipun ada juga yang berasal dari beberapa negara non-Eropa seperti Thailand, Suriname, Tiongkok, Vietnam, India dan Kolombia.Selain itu secara periodik disenggelarakan juga pagelaran wayang pada minggu 2 dan ke 3 setiap bulannya.Pada tanggal 7 November 2003, PBB memutuskan mengakui wayang Indonesia sebagai warisan dunia yang patut dilestarikan.
Gambar 3. Kantor Pos di Kota Tua

Refrensi:
  • http://www.museumwayang.com/Sejarah%20Museum%20Wayang.html diunduh tanggal 20-03-2015
  • http://id.wikipedia.org/wiki/Kota_Tua_Jakarta diunduh tanggal 20-03-2015
  • Kota Tua booklet - Dinas Kebudayaan dan Permuseuman Pemerintah Provinsi DKI Jakarta