Rabu, 17 Desember 2014
Enung Nurul Huda
Pebatik motif sukapura tertua yang masih aktif berkarya, pria kelahiran Tasikmalaya, 21 Juni 1947 masih bertahan menggenggam sejarah motif batik khas Tasikmalaya yang rentan punah.
Tantangannya adalah harga batik di pasaran yang relatif tinggi tapi sebenarna ini sebanding dengan proses pengerjaan dan kerumitan dalam membuat motif batik tersebut karena batik sukapura ada banyak pesan dan warisan untuk masa depan. Meskipun sulit untuk laku tapi enung percaya kalau suatu saat batik ini akan kembali ke zaman keemasan seperti sebelum tahun 1998.
Dibalik itu semua ada beberapa motif batik yang memiliki kepercayaan tertentu;
- motif bambu dipercaya dapat memperlancar persalinan.
- motif belah ketupat dipercaya enteng jodoh dan rezeki.
Usaha nya perlahan gulung tikar karena terjadinya krisis moneter saat itu penjualan tidak sepadan dengan modal. Hanya orang tertentu saja yang dapat membatik motif sukapura ini dan beberapa diantaranya hanya menjadikan membatik sebagai pekerjaan sampingan.
Untuk menjaga batik ini tetap ada dibutuhkan kreativitas salah satunya dengan mengebangkan teknik penawaran dengan menawarkan alternatif warna baru yang dulu hanya merah bata dari kulit mahoni kini menjadi lebih bervariasi, diantaranya hijau daun dari daun avokad dan keunguan dari kulit manggis. Keunggulan lain dari bahan alam yakni setelah dicuci tidak kusam tapi semakin kinclong. Selain itu melakukan pemasaran ke lingkungan sekolah-sekolah.
"Batik Sukapura ini dibuat untuk menjadi inspirasi serta semangat untuk tetap bertahan"- Enung(Madeline Jessica 1801442350)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar